Pernah Satu Ketika
Pernah satu ketika
kau dikagumi dunia.
Pernah satu ketika
kau digeruni mereka.
Pernah satu ketika
kakimu membenam neraka
tanganmu menjulang surga.
Pernah satu ketika
sayapmu memayungi yang tertindas
di tajam kukumu tirani tewas tercantas.
Pernah satu ketika
padamu mereka mengemis suaka
meminta izin di lautan rayamu belayar bahtera.
Pernah satu ketika
di dunia gelita kau berdiri memegang lantera
memimpin manusia dengan cahaya pemikiran perkasa.
Pernah satu ketika
keadilanmu mengulung segala tikar derita
kemakmuranmu membentang seribu permaidani sejahtera.
Pernah satu ketika
rona rohani dan materi di kanvas kehidupan ini terpadu rapi
walau ia kini di galeri sejarahmu tergantung sepi.
Telah sirna semua keindahan lalu
bak nilam kehilangan ronanya nan biru
bersama 89 tahun pemergianmu.
Tanpamu
kanvas kehidupan kami telah tercoreng
dengan kehodohan tak terbanding.
Tanpamu
kami bak satria kehilangan taming
mudah diganyang musuh keliling.
Tanpamu
seribu senyuman dahulu
di wajah kami tak lagi tersungging.